"Lima belas tahun penjara?" tampak Andhara tertegun, cukup lama. Entah ia harus senang atau tidak atas vonis yang dijatuhkan untuk mantan isteri dari laki-laki yang sekarang menjadi calon suaminya itu. "Iya, Mbak. Lima belas tahun penjara." ulang Susan sambil menuangkan air putih ke dalam gelas. "Kamu bagaimana, An? Masih mual?" Tini menatap Andhara yang tampak pucat itu, ia hanya balas menggeleng perlahan sambil tersenyum simpul. "Aduh laki-laki atau perempuan nih? Aku nggak sabar!" guman Susan bahagia. Ia memang bahagia kok, akhirnya ia bakal nambah keponakan juga. Andhara tertegun, sontak air matanya menitik, membuat Tini kemudian meraih Andhara ke dalam pelukannya. Dadanya ikut sesak, walaupun mereka belum terikat pernikahan, jujur Tini bahagia mendengar bahwa ia akan punya cucu la