Suasana kitchen masih tegang ketika Zio berbalik menatap Gia. Ia memperhatikan wajah istrinya yang tampak sedikit pucat, seolah sedang menyembunyikan sesuatu. “Apa yang membuatmu kaget, sayang?” tanya Zio lembut, mengarahkan tubuhnya sedikit ke Gia supaya tidak menghalangi jalannya. Gia tersentak kecil, lalu cepat-cepat tersenyum agar tidak menimbulkan kecurigaan. “Ah, i-ini…” Gia menatap sekeliling kitchen. “Area kitchennya luas sekali… dan juga bersih. Aku tadi cuma kaget lihat betapa rapi semuanya. Zio menatapnya beberapa detik, seakan ingin memastikan itu benar-benar alasan Gia terkejut. Lalu ia tersenyum bangga. “Tentu saja bersih. Restoran ini harus sempurna untukmu juga, sayang.” Ia mengusap lembut punggung Gia. Pegawai yang masih pada posisi menunduk terlihat lega mendengar

