Buah yang Dipetik Romy dan Asih

1711 Kata

“Akhirnya sampai…” ucap Gia. Mobil berhenti di depan rumah. Zio segera keluar dan bergegas membuka pintu untuk Gia. Tangannya sigap menopang istrinya turun, memastikan Gia tidak kehilangan keseimbangan. Begitu masuk ke dalam rumah, atmosfer hangat langsung menyambut mereka. Gia menghirup napas lega—rumah mereka adalah tempat paling aman baginya setelah rumah ayahnya. Zio menutup pintu, lalu tiba-tiba menarik Gia ke dalam pelukan. Pelukan yang erat, lembut, namun penuh ketegasan seolah hendak menghapus semua kekhawatiran yang pernah mampir di hidup mereka. “Aku tidak akan meninggalkanmu lagi,sayang,” ucap Zio dengan suara dalam dan mantap. “Tidak untuk pekerjaan, tidak untuk hal lain apa pun. Kamu dan anak kita… kalian prioritas utamaku.” Gia tersentak kecil karena terharu. Senyumnya m

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN