“Assalamualaikum,” ucap Zio sembari sedikit menunduk. Farid tersenyum hangat. “Waalaikumsalam, Eh nak Zio?” Gia yang berdiri di samping Farid pun kaget. “Sebenarnya saya datang untuk satu hal, Pak. Saya ingin… meminta izin berbicara sebentar dengan Nona Gia, kalau diperbolehkan.” Farid tersenyum lemah, menatap Zio Gia menjawab sambil tersenyum tipis, “Maaf, aku harus segera berangkat ke kantor. Hari ini ada rapat pagi.” Zio sempat terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. “Kalau begitu, bagaimana kalau saya antar? Sekalian saya berangkat juga, untuk pulang juga akan saya jemput.” Gia menoleh ke ayahnya, meminta restu tanpa kata. Farid hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, memberi isyarat bahwa keputusan ada di tangan putrinya. Gia akhirnya berkata pelan, “Baiklah, kalau begitu say

