Zio Mulai Curiga

1224 Kata

“Akhirnya sampai juga,” ucap Zio. Langit masih gelap ketika Zio melangkah keluar dari pintu kedatangan internasional. Udara pagi yang lembab langsung menyergap, namun langkahnya tegas, cepat. Matanya masih menyimpan sisa lelah perjalanan, tapi ada satu hal yang membuatnya tak mampu menunggu—Gia. Di lorong bandara yang masih belum ramai, Zio meraih ponselnya dan langsung menekan nomor istrinya. Satu dering. Dua dering. Lalu suara yang menenangkan itu menjawab. “Mas?” suara Gia terdengar masih serak, jelas ia baru bangun. Zio menghembuskan nafas lega hanya dengan mendengar suaranya. “Sayang… kamu nggak usah ke restoran hari ini.” Hening sejenak di ujung sana. “Kenapa mas? Tadinya ayah mau antar aku…” tanya Gia bingung. Zio memejamkan mata sejenak, menenangkan nada suaranya. “Aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN