Taxi warna putih berhenti tepat di depan rumah megah berlantai dua. Pintu penumpang terbuka, Uva melangkah keluar dan langsung menutup pintunya. Tak lagi peduli dengan taxi itu, Uva menaiki undakan untuk masuk ke halaman teras. Tanpa ragu dan terlihat tak sabaran dia menekan bel yang ada di samping pintu. Tak lama pintu terbuka, bik Susi muncul di balik pintu. Bibirnya sedikit tertarik, menciptakan senyum dengan wajah yang terlihat mengingat wajah Uva. “Aduh, lupa namanya. Tapi temannya non Caca, kan?” Uva mengangguk, merasa lega karna diingat. “Uumm, Caca ada di sini, Bik?” “Enggak ada, non. Non Caca tinggal sama den Va’as di apartemennya den Va’as. Pulang ke sini Cuma kadang-kadang.” Ada kekecewaan di wajah Uva. “Tante Iren ada?” tanyanya kemudian. “Ada. Ayok masuk, non.” Bik Susi