"Ray!" Axel mengejar gadis itu. Namun sayang Raya telah naik taksi. Tadi Axek harus menyelesaikan permbayaran terlebih dahulu di kasir. Ia tidak mau memakai uang yang disimpan Raya diatas meja. Sehingga ia tetap melakukan pembayaran dengan menggunakan uangnya sendiri. Dan karena hal itu, harus membuat Axel ketinggalan gadis itu.
Sementara itu di sisi lain, Raya sudah berada di dalam taksi. Gadis itu menyeka air mata yang ternyata jatuh begitu saja. Padahal Raya tidak mau kedua matanya itu menangis. Raya tidak boleh cengeng. Tidak boleh down hanya karena Axel telah mengabaikan dirinya. Bukankah selama empat tahun ini Axel memang mengabaikan diirnya? kemudian laki laki itu datang seolah sedang menarik ulur hatinya. Memperhatikan Raya, memberikan banyak rasa, dan banyak harapan.
Tapi ...,
