"Ceraikan dia demi mamah!" Kalimat itu sungguh mematahkan hatiku. Aku bahkan tidak sanggup melangkah karena begitu hebatnya pengaruh perintah itu untuku. Aku pun segera berjalan meninggalkan tempat itu, Aku pergi ke kantin. Aku membeli kopi hangat karena di sini udaranya lumayan dingin. "Kopi!" ku tatap siapa yang memberikan segelas kopi hangat itu. Argan berdiri di sana menatap lembut padaku. Tatapan yang aku dapatkan seperti dulu, ketika kami masih bersama. Aku masih terdiam karena merasa canggung dengannya. Lagi pula, dia baru saja melakukan apa yang tidak seharusnya dia lakukan padaku. "Aku minta maaf." ucapnya dengan pelan. Aku masih saja terdiam menatap kopi yang masih mengebul itu. "Aku belum bisa melupakan kamu. Bukan hanya karena aku masih cinta sama kamu. Tapi juga karena