111. Sebuah Kejutan.

2080 Kata

Agung POV. Dia berlari ke dalam toilet dengan cepat. Aku mematung, karena merasa menjadi manusia jahat. Aku sungguh tega membuat janin yang tidak bersalah itu harus pergi bahkan sebelum ia sempat meihat dunia. "Lo masih di sini?" tanya Rahel. Perempuan itu menatap padaku penuh tanya. "Gue nungguin lo. Takut lo kenapa napa." dan aku sungguh merasa menjadi lelaki jahat. Dia terkekeh. "Gue cuma sakit perut, keles. Itu rujaknya kayanya kepedesan. Gue suka pedes, tapi yang jadi masalah bukan karena cabenya terlalu banyak. Tapi karena emang gue lagi kurang fit aja." apakah benar seperti itu. "Lo sana pergi! gue mau lanjut makan rujak." dia hampir meraih rujak itu, namun aku merebutnya. "Enggak boleh!" tegasku. Aku tidak boleh membunuh manusia mana pun di dunia ini. Aku sudah begitu banyak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN