Rahel POV. Aku tidak pernah bermimpi akan memiliki seorang lelaki yang super komplit. Aku tentu saja tahu diri siapa diri ini. Aku bukan lah orang yang terlahir dari keluarga kaya raya. Meski lelaki yang tel ah menghadirkan ku ke dunia ini, memang berada dan tinggal bersama istri barunya. Namun karena keluarga kami tidak lagi bersama, jadi tetap saja aku dan mamah hidup dalam keadaan seperti ini. Mamah berjuang dengan butiknya yang dulu sepi peminat. Dan papah memberikan uang, hanya untuk ku sekolah saja. Papah seolah rugi kalau memberikan uang lebih, yang bisa dipakai oleh mamahku. Entahlah, mungkin karena mereka telah bercerai, jadi papah merasa rugi. "Kita ke Dokter, yuk, sayang." Pian mengusap kepalaku. "Kamu mual mual terus, aku jadi cemas sama kamu." bagaimana caranya mengusap bah