Abraham POV. "Sayang, mamah bawa anak temen mamah. Dia cantik dan juga berkelas, sama seperti keluarga kita." tiba tiba mamah datang ke apartemenku dengan seorang gadis yang katanya cantik itu. Aku bahkan saat ini sedang tidak baik baik saja, karena Rahel melarangku untuk menemuinya. Aku sungguh tidak berdaya, karena ini semua salah ibuku. Aku sangat mengerti kenapa Rahel tidak ingin bertemu dengan ku dulu. "Jes, ayo masuk!" ajak mamah pada gadis yang ada dibelakangnya itu. Lalu gadis itu pun masuk tersenyum padaku. Yang aku tanggapi dengan tatapan datar saja. Mereka masuk lalu duduk di sopa. "Wah, apartemennya bagus sekali, tan?" perempuan itu berkata pada mamahku. Tentu saja, karena aku membangunnya spesial untuk Rahel. Meski aku memesan apartemen itu secara instan dan sudah jadi. T