46

1286 Kata

Malam di rumah mama Melisa begitu sunyi. Angin menerobos perlahan lewat jendela kamar, menggetarkan tirai tipis yang menari pelan dalam redup cahaya lampu meja. Shila baru saja selesai mandi, mengenakan daster sutra lembut warna gading yang mengikuti lekuk tubuhnya yang kian membuncit. Wajahnya segar, pipinya sedikit kemerahan karena uap hangat air. Arga berdiri di depan jendela, menatap bulan yang menggantung sempurna di langit. Tapi pikirannya bukan pada malam atau langit melainkan pada perempuan yang kini duduk di tepi ranjang, menyisir rambut panjangnya pelan. "Aku nggak bisa tidur," bisik Arga, berbalik dan berjalan perlahan ke arah Shila. Shila menoleh, senyumnya samar tapi matanya berbinar. "Kamu gelisah?" Arga mengangguk, duduk di lantai di depan Shila dan meletakkan kepalanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN