10

700 Kata
Shila membangunkan Arga tepat pukul lima. Kamar itu sudah bersih dan sanagt wangi sekali. Smeua meja dan beberapa furniture di lap bersih dengan kain basah. lantai juga sudah di sapu dan di pel hingga mengkilat. Semua pakaian kotor yang ada di kamarmandi juga sudah di cuci bersih oleh Shila dan di jemur di bagian belakang temat khusus untuk menjemur. Tadi, Shila berjalan mengitari lantai dua itu. Ada tempat untuk menciuci, menjemur dan menyeterika. Semua bisa dilakukan disana dengan tenang dan sepi. Mungkin rata -rata banyak orang bekeja, jadi mereka malas melakukan cuci baju sendiri. Lebih baik masukkan ke dalam tas dan di bawa ke etmpat londri. Itu lebih aman dan praktis. Semua itu yang penting ada uang. Selama ada uang, semua pekerjaan juga akan beres tepat pada waktunya. Shila juga sudah memasak dengan menu masakan sederhana saja. Ia hanya memakai bahan yang ada di dalam kukas itu saat memasak menu makan malam. Shila juga tidak ragu membawakan kotak bekal untuk Arga. Mungkin lelaki setengah tua itu membutuhkan asupan makanan saat malam hari. Bukankah ia akan bekerja shift malam hingga pagi nanti. Jadi harus memiliki energi cadangan. Arga pun membuka matanya dan menatap lekat wajah Shila yang ada di depannya. Spontan Arga mendorong Shila yang ia pikir mau melakukan apa. "Ngapain kamu begitu?" ucap Arga keras sambil mendorong tubuh mungil Shila hingga Shila terdorong ke belakang dan terjatuh di lantai. Shila mengusap bagian pantatnya yang mencium keras lantai keramik itu. "Sakit tahu, Om. Katanya minta dibangunin. Tapi malah menyakiti. Nyebelin banget sih," umpat Shila begitu kesal. Arga seolah tak peduli. Ia malah terbangun dan duduk dengan kaki sudah menjuntai ke lantai. Arga hanay melihat Shila sekali dan pergi menuju kamar mandi. Ini sudah sangat sore sekali. Jangan sampai ia terlambat datang kerja. Dengan datang terlamat pasti ada benayk pasien yang tersia -siaan. Arga sudah selesai mandi dan hanya memakai lilitan handuk dipingangnya. Dadanya mulus tanpa ada noda dengan bentuk yang sikpack sesuai SNI kesukaan para kaum hawa. Shila sudah menyiapkan makanan yang sengaja ia letakkan di karpet. Ia bersandar pada bawahan sofa dan menunggu Arga selesai memakai pakaian. Pandangannya lurus ke depan . tapa sengaja ia melihat pnggung mulus Arga yang sangat bidang. Lilitan handuknya terlepas dan terjatuh. Spontan Shila berteriak keras sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangan. "Argh! Porno! Porno!" teria Shila spontan mengucap kata itu. Arga menoleh ke arah belakang ke asal suara cempreng Shila yang sudah menutup matanya. Namun tetap saja ia penasaran dengan sela -sela jari yang agak direnggangkan dan bisa melihat full body lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu. "Dasar cewek aneh! Kamu kira saya telanjang dari kamar mandi? Lihat ini, saya sudah pakai daleman!" ucap Arga menjelaskan. Tak lama, Shila malah terkekeh dan menurunkan telapak tangannya dan tawanya malah semakin keras saja. Lihat saja, boxeryang di pakai Arga. Seorang dokter memakai bxerdengan gambar polkadot merah. Itu sangat lucu bukan. Mana bentuknya mirip kurungan burung. Gimana Shila tiak tertawa puas seolah mengejek Arga. "Bisa diem gak? Apa sih yang lucu?" ucap Arga masih tak sadar. Arga memilih diam dan mengambil kaos dalam lalu kemeja dan celana hitam yang dipakai satu per satu. Arga merapikan rambutnya dengan pomade dan menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuh. Wajahnay tak luput dari sentuhan pelembab yang khusu di pakai para laki -laki untuk menjaga kelembapan kulitnya. Shila hanya menatap Arga yang begitu lincah berdandan dan mengambil sepatu di dekat sofa. Ia melirik makanan yang tersaji di karpet, Perutnya sonta berbunyi karena hidupnya telah mencium aroma wangi makana itu. "Makan dulu, Om.Shla udah masak dadar telur demgam campuran sosis," jelas Shila dengan rasa bangga. Kalau hanay masak nasi bikin telur dan masak mie rebus. Shila sih sudah jago banget. Tinggal kocok -kocok telur kasih garam, kasih irisan topi dan sor ... Smeuaditupahkan ke dalam wajan panas lalu diblak balik dan matang Simpel sekali bukan? "Telur dadar?" tanya Arga berbinar. Telur adalah makanan kesukaannya. Arga tidak menolak kalau menu makanan itu ada unsur telurnya. "Hu um. Suka gak? Gak takut bisulan kan?" goda Shola tertawa. "Enggaklah. Saay ini dokter muda yang tampan. Masa sama penyakit kampngan gitu takut," ucapnay engan sombong. Arga duduk di karpet dan mulai menyantap nasi dengan telu dadar yang menurutnya sanagt pas di lidah. Ini sangat enak sekali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN