“Kenapa bapak terus menghantuiku? Padahal dia sudah mati, kami sudah beda alam!” pikir Syifa yang memohon menumpang tidur di rumah tetangga depan rumah orang tuanya. Syifa terus ketakutan, dan sekadar menutup pintu rumah orang tuanya saja, dirinya tidak berani. Tetangganya lah yang membantunya menutup pintu. Takut sampai ada hal yang tak diinginkan. Semacam maling yang sengaja memanfaatkan terbukanya pintu rumah orang tua Syifa, contohnya. Padahal, di dalam kamar Bima Ardelio, Shanum tidur dengan sangat nyenyak. Shanum sama sekali tidak merasa ketakutan kepada kematian sang bapak. Apalagi sampai berkeringat parah dan tak kunjung bisa tenang, layaknya yang Syifa rasakan. Malahan, Shanum baru bangun setelah alarm di ponselnya berdering, dan itu sebelum pukul setengah lima pagi. *** Ketik