Kamu masih cemas soal itu ternyata," ujar Raven seraya mengusap lengan Emma. "Ya. Aku paling takut kalau dia nggak akan disayang oleh orang tua kamu. Mereka memang bukan nenek dan kakek kandung bayi ini, tapi ... aku harap mereka nggak benci sama bayi ini," kata Emma. Ia menahan tangisnya pecah, tetapi itu selalu menyiksa sanubarinya. "Liat aja nanti, mereka lama-lama pasti bisa menyukai bayi ini, Sayang. Aku yakin," ujar Raven. Ia memberikan kecupan di kening Emma lalu memeluknya lebih erat. "Tidur aja, nggak usah mikir yang aneh-aneh. Aku nggak mau kamu stres. Oke?" Emma mengangguk. Jika Raven yakin, ia juga harus berusaha meyakinkan dirinya. Ini hanya bayi kecil tak berdosa. Seharusnya mereka tak membencinya, pikir Emma dalam hati. Ia pun mencoba tersenyum lalu memejamkan matanya ber