64. Kesempatan Emma

1446 Kata

Sadewo mengusap wajahnya dengan gusar. Ia baru saja melihat Raven tertawa sekali lagi seraya merangkul bahu istrinya, Emma. Ia juga memikirkan apa yang dikatakan istrinya. Namun, ia yakin Raven adalah anak baik. Raven memiliki hati yang lembut dan pasti Raven bersungguh-sungguh jika sudah memiliki tekad. "Kamu jangan terlalu khawatir, Raven pasti bisa menyayangi bayi itu, Ma," ujar Sadewo pada Asri. Asri membuang napas panjang. "Papa yakin? Itu bukan darah daging Raven, Pa. Raven cuma dibuat repot sama Emma." "Itu pilihan Raven, Ma. Kita cuma bisa dukung," kata Sadewo lagi. "Oke, anggap aja Raven bisa seperti itu. Lalu, gimana dengan kita, Pa? Apa Papa bisa menerima bayi itu sebagai cucu kita? Nggak, 'kan?" tanya Asri sengit. Ia menelengkan kepalanya lalu menepuk lengan Ikhsan. "Jalan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN