Fhelicia menarik napas panjang sembari melirik ke arah pintu ruang sidang yang masih tertutup. Saat ini, ia memang tengah menunggu giliran untuk maju dan melakukan presentasi. Setelah temannya selesai, barulah dirinya yang maju. Saat ini, ia benar-benar gugup. Takut saja hasil yang didapatnya nanti tidak sesuai dengan harapan yang digantungkan. Takut juga gagal untuk lulus dan mencapai target wisuda tahun ini. Terlebih, dosen yang akan menguji Fhelicia hari ini juga terkenal sulit. Dan banyak hal lain yang membuatnya benar-benar merasa takut sekaligus gelisah. “Sayang,” panggil Amanda. Mengulurkan tangan, lalu meraih pergelangan tangan Fhelicia yang terasa dingin kemudian menggenggam dengan erat. “Tenang aja. Kamu nggak perlu gugup. Rikes aja. Mama yakin kamu pasti bisa melewati ini se