42. Air Mata Bahagia

1584 Kata

Edwin merasa bulu kuduknya berdiri. Apa-apaan bosnya itu? Dia memang berdiri di depan. Dia juga menghadap pintu, tidak bisa melihat bos dan calon nyonya bos, tapi bukan berarti dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi di belakangnya. Edwin seketika gerah. Pria itu mati kutu, tidak berkutik. Rasanya dia tidak sanggup menggerakkan satu ujung jari pun. Hendak berdehem untuk membersihkan tenggorokannya yang kering, takut. Hendak mengusap tengkuknya yang merinding, juga takut. Jadi, yang bisa dia lakukan hanya diam dan berpura-pura tuli. Darren tersenyum miring, menikmati rasa Amber yang tertinggal di bibirnya. Satu tangannya mengusap pipi Amber dengan lembut seolah kulitnya akan mengelupas jika dia mengusapnya sedikit keras. Hati Darren dipenuhi kebahagiaan. Rasa kesal karena Reno tadi men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN