Deru angin yang sepoi-sepoi membawa wangi parfum Darren pada Amber. Jantung Amber berlompatan seakan hendak keluar dari ronngganya. Senyum Darren yang jarang terlihat, kini tercetak jelas di wajahnya. Dengan gagahnya, Darren berdiri di dekat meja bundar yang sudah dihiasi dengan lilin-lilin. Suasana romantis teras kental menggelitik indera Amber. Amber berjalan perlahan mendekati sang pangeran. Mata mereka saling terkunci. Meski tidak ada kata yang terucap, namun kedua pasang mata itu saling mengungkapkan kekaguman mereka. Bibir keduanya tertutup, namun saling menyapa dalam senyum. Bias cahaya lilin bercampur dengan lampu-lampu yang menggantung dan rembulan yang kebetulan bersinar terang membuat wajah Amber tampak begitu indah. Matanya yang keemasan bersinar terang dan menenangkan. Bulu