Setelah pelepasan itu, kedua insan yang baru saja menikah sedang tertidur lelap dengan saling memeluk satu sama lain seperti tidak mau dilepaskan. Livia terlebih dahulu yang membuka matanya dari pada Malvin. Tangan pria itu masih setia memeluk perutnya yang masih tak mengenakan apapun. Livia mengingat hal semalam wajahnya menjadi merah padam. Dia juga mengingat saat dia mendesah dengan sangat kuat. Pipi Livia sudah memerah bak tomat matang. Livia memilih untuk menyingkirkan tangan Malvin. Sangat pelan agar pria yang sudah berstatus suaminya tidak terbangun dari tidurnya. Untungnya Livia bisa menyingkirkan tangan itu dengan mudah. Sebelum beranjak dari tempat tidur, Livia menatap wajah damai Malvin dalam tidurnya. Bibirnya terangkat sedikit karna rasa bahagia yang tak terhingga bisa samp

