Memandang wajah polos yang sebelumnya tidak pernah dilihat olehku. Wajah dingin tak tersentuh kini terlihat begitu damai. Kurapikan anak rambut yang sedikit berantakan menutupi wajah cantik dari pandanganku. Aku tidak suka ada satu helai rambut yang mengganggu tidur pulasnya.
"Rambut sialan!!" Kesalku memakai anak rambut yang tidak bersalah itu karna sudah berani menutupi pemandangan indah dari istrinya yang sedang terlelap.
Istri? Ya, kami sudah menikah dari dua jam yang lalu, tepatnya harusnya satu jam yang lalu kami menyelesaikan acara itu. Tapi karna kebodohan teman Livia, yang rencananya berlangsung cepat menjadi kacau karna ulah Sarah. Ya Sarah, salah satu teman Livia yang tidak aku suka. Kenapa? Wanita itu sangat besar mulut dan juga selalu ikut campur dengan hubungan kami.
Kemba
