V&V LIMA PULUH

2659 Kata

"Astaga! Dia sungguh mengakuinya?" seru Gabriel sambil memukul permukaan meja dengan kedua tangannya. Amarah di dalam dadanya bergolak layaknya lava yang baru saja tumpah dari gunung berapi. Vero termenung mendengar protes dari sahabatnya itu. Dia hanya bisa duduk di kursinya dengan tatapan melamun. Dia tidak membalas pertanyaan Gabriel, dan malah hanya bisa memikirkan wajah tidak berdaya calon suaminya. Kalaupun benar yang dikatakan oleh Vano, bisakah dia menerima kenyataan itu? Dia bisa belajar untuk menerima keberadaan putranya, tapi sikapnya benar-benar sangat menyebalkan. "Sudahlah, tidak perlu membahasnya sekarang. Aku hanya ingin istirahat sebentar. Bisakah kamu tidak membahasnya dulu?" Vero bergumam sedih. Gabriel masih tidak terima dengan apa yang baru saja didengarnya terkait

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN