Livy for at 10

2763 Kata

“Ok, Tuan Barnett. Sekarang, apa lagi yang harus kita lakukan?” tanya Livia keesokan harinya usai menjenguk Mario lagi. Di dalam mobil yang tenang itu, Malvin meliriknya sambil sibuk menggeser tablet miliknya. Sudut bibirnya tertarik misterius dengan sangat memesona. “Karena terakhir kali kamu ngambek, bagaimana kalau kamu sesekali melihatku bekerja? Sekalian saja mengenalku lebih dalam. Bagaimana?” “Apa? Aku tidak mau! Jika tidak ada kegiatan penting lainnya, aku ingin pulang saja,” balas Livia dingin dan angkuh, bersandar bersedekap di sisi jendela. Kening Malvin mengerut dalam. “Baiklah. Kalau begitu, karena kamu suka uang, bagaimana kalau aku membayarmu setiap kali menemaniku? Aku tidak menawarkanmu sebagai seorang pendamping murahan jika itu yang kamu pikirkan, aku ingin kamu seba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN