“Malvin, aku sudah memikirkannya berulang kali. Kita berdua tidak cocok dari berbagai aspek! Ada atau tidak kejadian malam tadi, kita berdua mustahil bisa bersama. Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau mendengarkanku?” jelas Livia dengan suara memohon yang sangat rendah, sorot matanya tampak tidak bersemangat dan redup. Dia seperti sudah menyerah dengan dunia, dan hanya bisa memohon dengan sangat menyedihkan. Malvin mengencangkan rahangnya kuat, mata gelapnya berdenyar misterius. “Aku pernah bilang kepadamu, berikan aku satu alasan kuat agar aku bisa berhenti mengejarmu. Jika hanya alasan yang kamu utarakan seperti itu, aku tidak akan menerimanya sama sekali. Memangnya apa yang kamu sembunyikan dariku sampai kamu begitu kerasa kepala menolakku? Kamu tidak masuk akal, Livia Putri. Seker

