BAB 6 FALL IN LOVE

2062 Kata
Cinta kau datang menyetuh alam bawah sadarku merampas hatiku tanpa persetujuan... Dengan cepat kau membolak balikan rasaku... Dan aku tak akan menyangka aku jatuh cinta secepat ini dengan orang yang tak pernah aku sadari. Tak ada yang mengalahkan indahnya rencana tuhan..... ......................... Alexa terbangun dan memegang kepalanya yang masih terasa sakit tapi kini rasa sakit itu sedikit berkurang dari sebelumnya. Ia melihat hari sudah berganti pagi dan Alexa sadar ia ketiduran di rumah Oliver, Alexa mencari keberadaan pria itu tapi yang ia lihat Oliver tak ada di dalam kamar. Dengan perlahan Alexa melangkah keluar untuk mencari Oliver dan ia menemukan pria itu sedang menata makanan di atas meja. "Kau sudah bagun?" Oliver mendekati Alexa untuk membantu Alexa turun dari tangga. "Hem... Aku minta maaf aku merepotkanmu." Alexa menunduk ia benar benar merasa menyedihkan sekarang. " Makanlah kau boleh pergi setelah ini,suamimu pasti mencari keberadaan dirimu." Oliver meletakan piring yang terdapat omelette buatannya. Oliver hanya meminum kopi sambil melihat Alexa yang masih diam. Bahkan makanan yang ada di depannya, belum disentuh sama sekali. "Kau tak menyukainya?" Oliver menyinggung Alexa wanita itu langsung tersadar, dan langsung memakan makanan yang ada di buatkan Oliver untuknya. "Kau tak makan?" Alexa melihat Oliver hanya meminum kopi "Apa peduli dirimu? Dan kau harus ingat kau bukan siapa-siapa bagiku." Oliver berdiri meninggalkan Alexa. Air mata Alexa jatuh begitu saja. Kenapa kali ini terasa lebih menyakitkan, Alexa sadar ia tak akan bisa membuat hati Oliver luluh. Dan ia sadar akan posisinya.tak lebih dari teman tidur bagi pria itu. Alexa hanya menunggu hari dimana ia akan di campakkan, atau dibuang karena sudah bosan sama seperti yang Darwin lakukan padanya. Alexa membuang makanan Oliver di tong sampah ia tak punya selera untuk makan. Sikap manis Oliver hanya hal yang membuatnya merasakan sakit dalam sekejap mata. Alexa masuk kedalam kamar Oliver. Melihat pria itu sedang merokok di balkon kamarnya tanpa mau mengambil pusing Alexa melepaskan pakai milik Oliver yang dirinya pakai, dan menggantinya dengan dress miliknya kemarin. Alexa mengambil tasnya ia mencari- cari dimana ia letakan handphonenya, Alexa menyingkap selimut dan mengangkat bantal tapi tidak ada handphonenya di manapun. Alexa melihat Oliver melangkah mendekatinya, dan membuka nakas di samping tempat tidur menunjukkan handphone miliknya. "Terima kasih atas makanannya." Alexa mencari kunci mobilnya dan berlalu meninggalkan, Oliver yang hanya diam seribu bahasa. Alexa masuk kedalam mobil miliknya wajahnya yang sedari tadi berusaha dingin akhirnya runtuh ia menangis sambil menggenggam erat setir. Apakah sebaiknya ia akhiri saja semuanya sampai disini? Tapi bagaimana, hatinya dengan bodoh telah memilih Oliver.dengan tangan bergetar Alexa menghidupkan mobilnya melaju meninggalkan apartemen Oliver. Oliver hanya menatap kepergian Alexa ia melihat wanita itu berdiam cukup lama sebelum hilang dari pandanganya. Oliver mencengkram erat pembatasan balkon. Dengan pengecutnya Oliver memilih kembali menjadi Oliver yang bersikap dingin, semuanya karena ia sadar bahwa Alexa hanya menjadikanya pelampiasan. **** Alexa kembali kerumahnya lebih tepatnya rumah darwin.setiap kembali ke rumah ini hanya keburukan yang Alexa rasakan. Foto pernikahan yang terpajang di ruang tamu hanya hal palsu, yang memuakkan bagi Alexa. Alexa mengambil salah satu kursi dan menarik foto pernikahannya dengan darwin menghempaskan hingga, kaca dan frame itu hancur. Semuanya hancur seperti hatinya, meskipun bingkai foto itu hancur tapi tak bisa merusak foto yang sedang menatapnya tersenyum. Alexa meninggalkan kekacauan yang ia sebabkan melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Dia membiarkan para asisten yang akan membersihkannya nanti. Alexa masuk kedalam bilik kaca yang terdapat shower. Alexa memutar keran berdiri di bawa pancuran air dingin, yang membasahi tubuhnya yang masih berbalut pakaian yang lengkap melekat pada tubuhnya. Alexa hanya butuh menjernihkan otaknya dan bangkit menjadi Alexa yang tak perduli. Bahkan saat matanya tertutup pikirannya, masih saja memikirkan Oliver ia sudah gila. Alexa mengambil pakaiannya dan mengenakannya dengan terburu buru. Sialnya hari ini ia memiliki kelas pagi dan tak mungkin ia melarikan diri lagi hanya untuk tak melihat wajah Oliver, terlalu banyak ia melalaikan tugasnya sebelumnya ia tak pernah kacau ini bahkan, saat ia mengetahui perselingkuhan itupun Alexa tak pernah seburuk ini. ***** "Selamat pagi semuanya." Alexa menyapa semua mahasiswa yang hadir dalam kelasnya pagi ini. Alexa di barisan kedua tempat duduk Oliver masih kosong.entahlah mungkin Oliver sedang tak ingin melihat wajahnya. "Buka buku kalian halaman 135 saya meminta kalian menjelaskan, dalam bentuk presentasi berupa pdf apa itu manajemen keuangan secara ringkas." Alexa menjelaskan materi yang akan ia sampaikan. "Kalian bisa membentuk kelompok, untuk yang tidak hadir biar saya yang mengaturnya." Semua murid mengerti akan penjelasan Alexa dan mulai membentuk kelompok dan menyerahkan nama kepada Alexa. Tiba- tiba saja pintu ruangan terbuka Alexa melihat Oliver yang melakukan hal itu. Mata mereka saling bertemu, tapi dengan cepat Alexa memutuskan kontak matanya. "Keluar dari kelas saya! Saya tidak menyukai mahasiswa yang tidak disiplin!!" Alexa mengebrak meja menunjuk wajah Oliver keluar dari kelasnya, dan Oliver terdiam menatap Alexa dengan padangan yang sulit di artikan sebelum pergi meninggalkan kelas. Alexa menarik nafas mengatur dirinya untuk kembali kedalam keadaan normal. Para siswa menatap Alexa dengan takut tak pernah mereka melihat dosen killer Alexa marah besar seperti hari ini, apa lagi hanya masalah kecil. Mereka kembali sibuk akan tugas masing masing melupakan, kejadian yang barusan saja terjadi. Alexa hanya terdiam menatap buku yang ada di hadapannya tak berniat sama sekali untuk ia baca. Alexa hanya memikirkan kejadian yang baru saja ia lakukan entah kenapa dia bisa marah itu. Rasa bersalah melingkupi hatinya ia takut bahwa apa yang dia lakukan malah membuat Oliver menjauhinya padahal, hubungan mereka sudah membaik hanya saja mungkin pagi tadi Oliver sedikit bermasalah hingga berkata dingin padanya. Tetapi kenapa malah dirinya, yang kembali marah shitt Alexa membenci dirinya.apa harus ia meminta maaf terlebih dahulu. "Baiklah saya meminta maaf atas kejadian barusan jika sudah selesai kalian bisa mengirim file melalui email saya, maaf hari ini saya sedang tidak baik dalam mengajar." Alexa merapikan buku dan mengambil tasnya ia perlu mencari keberadaan Oliver. Alexa mencari-cari Oliver tapi ia tak melihat Oliver di manapun. Akhirnya Alexa memilih kembali ke ruangannya. Dan hal yang membuatnya sangat terkejut, adalah Oliver berada di ruangannya pria itu sedang memejamkan mata di atas sofa yang berada di ruangannya. "Kau sudah kembali." Suara Oliver mengejutkan Alexa yang baru saja akan melangkah mendekati Oliver. Alexa menjauh dari Oliver tapi terlambat pria itu menarik tangannya, hingga saat ini Alexa tepat berada di atas tubuhnya. "Aa..pa yang kau lakukan."Alexa gugup saat mata Oliver menatapnya dengan tajam. "Aku hanya ingin mendengar kau marah seperti apa yang kau lakukan tadi." Oliver menekan pinggang Alexa hingga, wanita itu meringis karena rasa sakit akibat cengkraman begitu yang kuat. "Aku minta maaf." Alexa menahan tangisannya saat meras dirinya lemah di mata Oliver. Oliver melihat Alexa menangis seketika rasa marahnya menguap begitu saja. Pria itu mengusap perlahan punggung Alexa mencoba tenangkan tangisan wanita itu. "Kenapa kau suka datang sesuka hatimu?" Alexa berkata dalam pelukan Oliver. ***** ''Kenapa kau berubah? Apa yang salah.'' Alexa masih menatap wajah Oliver. Alexa mencoba mencari cari dimana letak kesalahannya. ''Kenapa kau hanya diam kau tak ingin menjawabnya baiklah.'' Alexa berdiri merapikan semua barangnya yang masih berada di atas meja kerjanya. Oliver benci ketika ia menjadi pengecut seperti saat ini.ia membutuhkan Alexa tapi ia juga tak ingin menghancurkan segalanya.ia seakan gagal untuk melangkah hanya untuk melawan egonya. Ia hanya menatap kepergian Alexa tanpa berniat ingin menahan, wanita itu ia rasa untuk saat ini biarlah dan Alexa memiliki waktu untuk sendiri memikirkannya. Alexa hanya menahan sesak yang semakin menghantam hatinya kali seperti inilah rasanya ketika kau menginginkan seseorang itu tapi dia tidak membalas sebaliknya. Alexa selalu menyesali satu hal dalam hidupnya, mengapa ia tak bisa menjadi cinta yang bahagia selalu saja berakhir dengan cinta yang tak pernah terjadi. Kenapa ia hanya menjadi tempat persinggahan tanpa berniat sedikitpun menetap. Ia membawa mobilnya menuju tempat yang selalu menjadi tempat pelariannya dan segala penyesalannya Alexa berdiri di tepi jurang yang di bawahnya adalah laut dengan ombak yang sangat besar. Ia tak berniat untuk bunuh dirinya ia hanya sedang menyadarkan dirinya sendiri bahwa ia seperti jurang ini ia hidup sendiri dia selalu aja di buang dan kisahnya selalu saja, berakhir tragis tapi entah kenapa nyawanya masih saja bisa bertahan dia atas semua luka yang ia terima.ia hanya bagaikan sebuah frame yang kosong seperti itu hidupnya. ''Bagaimana jika mengakhiri hidupku akan semuanya baik baik saja.'' Alexa memejamkan matanya sekilas, wajah darwin yang pernah ia mencintainya memandang Alexa dengan tersenyum. Jika tuhan memberinya kesempatan untuk lahir kembali nanti Alexa ingin terlahir di keluarga yang mencintainya. Ia ingin menjadi wanita yang sempurna dengan memiliki banyak anak yang lucu ia akan mengabdi menjadi ibu rumah tangga dalam keluarga yang harmonis. Setelah merasa puas Alexa kembali masuk kedalam mobil. Mobilnya susah untuk di nyalakan dia mencoba menyalahkan mesin mobilnya, lagi tapi tetap saja gagal dan Alexa melihat bahwa ia kehabisan bensin tanpa ia menyadari. ''Shitt kenapa harus seperti ini.'' Alexa memukul setir mobilnya ia memejamkan matanya langit mulai berubah menjadi gelap, konyol jika ia tidur disini secara saat ini telah jauh dari pusat kota dan tak mungkin menemukan hotel. Handphone tiba tiba saj berbunyi dan apa yang ia lihat seakan bagaikan mimpi Oliver menghubunginya. ''Hello kau dimana Alexa.'' Oliver berdiri tak jauh dari rumah Alexa iya Oliver merasa bersalah, dan dengan nekat ia meminta alamat Alexa dari salah satu Dosen yang mengenal Alexa tapi saat dia sampai di tempat tujuan satpam yang menjaga komplek belum melihat Alexa pulang. Pikiran Oliver kalut saat ia tak menemukan keberadaan Alexa.Alexa tak mungkin sedang bersama suaminya. ''Tolong jemput aku.'' tiba-tiba saja Alexa menangis entah, mengapa dia menangis ia bukan merasa dirinya ketakutan tapi butuh Oliver sekarang. ''Katakan kau dimana! Aku akan ke sana." Setelah mendengar penjelasan, di mana Alexa Oliver melaju bersama motornya. **** Alexa yang sedang tertidur menuggu jemputan Oliver seketika tersadar saat mendengar ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya. Bagaikan sebuah keberuntungan, Alexa melihat Oliver tersenyum padanya. Alexa membuka pintu mobilnya Oliver langsung memeluk tubuhnya dengan erat sampai Alexa merasa sesak. Alexa semakin menangis di dalam pelukan Oliver ia tak bisa lagi membohongi dirinya. ''Maaf..aku minta maaf jika aku mencintaimu.'' Alexa berbicara di sela sela tangisnnya, mendengar pengakuan Alexa membuat Oliver merasa bahagia.Oliver melepaskan pelukannya ia meletakan tangan pada kedua bahu rapuh Alexa. Oliver menghapus air mata yang masih mengalir dari mata yang selalu menatap tegas tapi penuh kesedihan. Oliver mencium bibir Alexa menyalurkan bagaimana semua perasaan yang di rasakan. Selama ini tak ada kekerasan atau nafsu yang selama ini ia lakukan kali ini, Oliver benar benar menunjukkan bagaimana ia akan melindungi Alexa yang menjadi miliknya. Oliver menyudahi ciuman mereka Oliver menatap mata Alexa dengan sayu tangan menepikan rambut yang menutupi wajah cantik wanitanya. ''Aku mencintaimu Alexa.'' kali ini Alexa yang terdiam bagaikan patung saat mendengar pernyataan cinta Oliver. ''Hei apa kau masih ada di bumi.'' Oliver mengibaskan tangannya sambil tertawa saat melihat Alexa kebingungan . ''Apa yang aku dengar itu keseriusan.'' Alexa masih tak percaya apa mungkin pendengarannya bermasalah. ''Yeah aku serius atas ucapan aku mencintaimu Alexa.'' ''Terima kasih telah mencintaiku.'' Alexa memeluk tubuh Oliver ia berterima kasih kepada tuhan yang telah mendengar doanya. ''Ayo kita pulang.'' Oliver menarik tangan Alexa untuk naik di atas motornya. ''Bagiamana dengan mobilku?" Alexa melihat mobilnya. ''Biarkan saja, aku akan minta seseorang menjemput mobilmu nanti.'' Oliver melepaskan jaket kulit miliknya dan memakainya di tubuh Alexa. Oliver melajukan motornya dan meraih tangan Alexa untuk memeluknya. Alexa meletakan kepalanya bersandar pada punggung Oliver, ia memohon semoga saja saat ia bangun semuanya bukanlah mimpi. ''Apa suamimu sudah pulang.'' Oliver membuka topik yang sebenarnya, yang paling ia benci tapi ia menyadari fakta bahwa pacarnya tetaplah istri orang lain. ''Dia mungkin belum pulang masih ada perjalanan bisnis.'' Alexa menutupi keburukan darwin yang sudah Oliver tau. ''Ck...Aku percaya dia perjalan bisnis dan bukan sedang selingkuh.'' Oliver muak jika itu jawaban yang darwin berikan pada Alexa setiap dia selingkuh. ''Sampai.'' Oliver menghentikan motornya di depan apartemen miliknya, dia tak mungkin membawa Alexa pulang ke rumah yang penuh kepalsuan itu. Tangan Alexa dan Oliver saling bertautan senyum tak pernah hilang dari wajah keduanya. Tapi Alexa masih penasaran bagaimana, Oliver mengetahui kehidupan rumah tangganya. Apa Oliver menyewa mata mata untuk mengintai aktivitasnya. ''Sayang mandilah aku akan memasak makanan untukmu.'' Pertama kalinya Alexa memanggil Oliver dengan panggilan sayang, tangannya mendorong tubuh Oliver yang masih tak mau beranjak pergi. ''Ulangi apa yang baru saja kau katakan.'' Oliver mendesak Alexa. ''Sayang.'' Alexa membisikan dengan lembut di telinga Oliver. ''Baiklah sayangku.'' Oliver mencium pipi Alexa sebelum menghilang dari pandangan Alexa. Alexa merasa sangat bahagia ia menautkan kedua tangannya kali "Tuhan terima kasih telah mengabulkan doaku semoga Oliver adalah pria yang kau pilih untuk menjadi kado bahagia untukku.''
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN