“Duduk di situ!” titah Justin setelah menekan bahu Je di salah satu kursi meja makan. Je tertegun menatap makanan lezat yang tersaji di depan mata. Semua makanan yang seharusnya untuk Anggun, sekarang ada di depan matanya. “Kenapa aku ....” Kata-kata Je terputus saat menoleh dan tidak mendapati Justin. Kemana dia? Tak berapa lama kemudian, Justin, Hamid dan Arkan muncul. Je tersenyum kaku karena sudah duluan duduk di sana. Hamid menarik kursi dan duduk. Arkan mengambil posisi duduk di dekat Hamid. Sementara Justin duduk di sebelah kanan Je. “Jadi bagaimana? Dinner sudah bisa dimulai?” Hamid menatap Justin. “Ya,” jawab Justin. “Lalu mana orang yang ingin kamu pertemukan dengan Papa? Apa orangnya tidak jadi kemari?” “Batal.” Hamid mengangguk dan memulai makan malam. Hamid ta