Je menuruni anak tangga agak hati-hati karena membawa nampan, jangan sampai peralatan di atas nampan terjatuh dan pecah. Ia berhenti di lantai bawah saat berpapasan dengan sosok lelaki tampan mengenakan topi kebalik.
“Hai!” sapa cowok itu dengan senyum dan tatapan yang mengandung unsur menggoda.
Je tersenyum membalas saapaan cowok itu.
“Lupa nggak sama gue?” tanya cowok itu tanpa basa-basi dengan gaya sok akrab.
Je menggeleng.
“Farel. Ingat, kan?”
“Iya, inget. Lo kok bisa langsung masuk aja?”
“Pintunya nggak dikonci, ya gue masuk. Rumah ini udah kayak rumah gue juga, Justin itu kan temen deket gue. Gue udah biasa keluar masuk rumah ini. Kenapa emang?”
“Enggak pa-pa. kaget aja tiba-tiba lo masuk. Mau cari Justin, ya?”
“Enggak.”
“Trus cari siapa, dong? Om Hamid?”
“Eng
