My Hero!

2383 Kata

“Dad, lihat rambut Fay di warnai putih!” Aku melotot pada adikku, Aric. Usia kami terpaut delapan tahun. Tetapi, aku tak suka jika Aric memanggil pakai sebutan ‘Kakak’. Daddy dan Om Kaflin saja saling memanggil nama. Aric remaja yang paling di incar banyak gadis, ketampanan mewarisi Daddy tetapi sikapnya bukan Daddy sekali. Dari cerita perjalanan asmara ke dua orang tuaku, aku tahu kalau Daddy bukan Playboy. Mereka bersama karena perjodohan, pada akhirnya cinta tumbuh begitu kuat. Sementara Aric, bibit Playboy sudah terlihat sejak kecil. “Kamu pengaduan sekali, Aric.” Tegurku. Aric menyugar rambut hitamnya, “biar kamu dimarahi Daddy dan Mommy.” “Jahat sekali!” “Karena kamu terlalu lama di California, selama itu hanya aku yang jadi sasaran omelan mereka.” Aku menyeringai, “Dad da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN