Interogasi

1841 Kata

“Dad, aku masuk ya?” ucapku setelah tiga kali mengetuk pintu, kepalaku menyembul menemukan Daddy sedang serius di depan meja kerja memeriksa pekerjaan. Daddy mengangguk, “masuk.” Sungguh demi apa pun aku sebenarnya merasakan takut dan cemas, jika Daddy sudah memanggil ke ruang kerja pasti atmosfernya seolah-olah kami akan bicara sangat serius. Aku lebih suka bila kami bicara sambil santai di ruangan keluarga. Memang terlihatnya sama saja, sama-sama bicara tetapi bagiku tetap beda. Mode serius Daddy punya karismatik sendiri yang bagi siapa pun termasuk anaknya jadi sungkan. Aura pemimpin memang beda, pantas banyak orang yang sungkan pada Daddy. Langkahku pelan tetapi pasti mendekat, aku sudah bisa menebak jika Daddy memanggil aku karena semalam tidak pulang tanpa lagi mengabari dan ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN