Bab 22 | Pesan Beruntun

2217 Kata

Ah, itu dia! Wanitanya! Bolehkan Renjana menyebut sang istri sebagai miliknya? Senyumnya langsung cerah merekah, tangannya terangkat dengan semangat untuk membalas lambaian tangan Sera, yang semakin hari terlihat semakin manja dan menggemaskan. “Mas …” Panggilan itu selalu terdengar merdu di telinga Renjana. “Lelah, Dek?” Renjana mengusap lembut puncak kepala Sera saat wanita itu menunduk untuk mengecup punggung tangannya. Wajah Sera langsung merajuk, dan Renjana tidak pernah bisa untuk tidak tertawa melihatnya. Dia bukan orang yang buta rasa, tingkat kepekaannya pun di atas rata-rata, dan dia sadar sepenuhnya jika sang istri sejak hari pertemuannya dengan Cantika mulai berubah. Sera terlihat lebih berani dan mengikis jarak dalam hubungan mereka, gerak-geriknya menunjukkan jika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN