Kedua wanita itu saling menatap dengan pandangan yang penuh kasih. Yang satu menunjukkan kasih berbalut penyesalan. Wanita yang lebih tua menunjukkan tatapan kasih berbalut rindu meski sudah bertemu. Hanna menatap putrinya dengan senyum yang perlahan tersungging di bibir, ingin membawakan kabar bahagia untuk putrinya. “Kakak kamu hamil, Nduk.” Nada suara yang penuh haru dan bahagia itu membuat lawan bicaranya langsung berkaca-kaca. “Hamil, Bunda? Kak Sera hamil?” tangan Aida langsung menggenggam tangan bundanya. Dadaanya juga ikut membuncah bahagia mendengar kabar menggembirakan itu. “Iya, alhamdulillah, Da.” “Masya Allah, alhamdulilah. Aida ikut bahagia.” Pada akhirnya air mata Aida jatuh juga, sebab buncahan di dadaanya begitu menggebu-gebu atas kabar yang dibawa oleh bu

