Sera menautkan jari-jemarinya sambil membasahi bibir. Menatap penuh makna dengan dadaa yang berdebar kencang ke arah sang suami. Ada keinginan menggebu untuk melakukan sesuatu pada suaminya itu. Entah ini keinginan anehnya yang ke berapa, Sera tidak menghitung, yang jelas makin ke sini dia ngidamnya makin aneh, bukan perihal makanan, namun semacam melakukan atraksi konyol yang sesungguhnya membuat suaminya itu sengsara, menurutnya. Namun, selama ini Mas Renjana selalu menunjukkan wajah baik-baik saja. Senyumnya terpatri sempurna, dengan cinta yang terpancar dari tatapan matanya saat memenuhi setiap keinginan absurd Sera. Meski pun selama ini Mas Renjana tidak pernah menolak setiap keinginan Sera, namun setiap Sera memiliki keinginan baru, rasa takut ditolak itu selalu bercokol di h

