“Ayah mau bicara apa?” Kedua pria dewasa berbeda usia itu kini sudah duduk saling berhadapan dengan tatapan yang sama-sama serius. “Abang mau bicara apa tadi? Membahas putri Ayah, kan?” Arjuna balik melempar tanya. Pria yang masih terlihat bugar dan gagah di usianya yang tidak lagi muda itu menyandarkan punggungnya ke sofa dengan tangan yang bersedekap. Renjana terlihat menimbang, bingung ingin memulai dari mana terlebih dahulu. Namun pada akhirnya dia memilih memulai dari titik yang seharusnya. “Ayah keberatan kalau Sera resign?” Renjana memilih menuturkan intinya terlebih dahulu dari pada menjelaskan keberatan hatinya. ”Abang keberatan kalau Sera bekerja?” Aih, ayah mertuanya justru kembali melempar pertanyaan. Renjana diam-diam mendesah gugup. “Jujur, untuk keadaan sekara

