Tawa masnya yang menggema di parkiran basement itu membuat kepala Sera semakin pusing, dia akhirnya berjongkok sambil memeluk lututnya dengan pandangan mata yang masih berkunang-kunang. Saat membuka mata dia justru melihat sekitarnya bergoyang. ‘Astaghfirullah …’ Sera melakukan inhale-exhale berharap sakitnya mereda. Renjana yang tidak mendengar langkah kaki Sera pun akhirnya membalikkan tubuh, dan matanya membelalak seketika dengan bibir yang terkatup begitu saja, melenyapkan tawanya dalam sekejap mata, berganti dengan raut penuh kekhawatiran dengan langkah yang lebar menghampiri sang istri. “Dek?” Renjana langsung ikut berjongkok di depan Sera dengan jantung yang bertalu. Dia sentuh bahu sang istri sambil menelan ludahnya susah payah. Pikirannya sudah kemana-mana. “Sayang….

