Selesai menyiapkan hidangan makan malam, Renjana kembali ke kamar dan melihat Sera sudah lelap dengan helaan napas yang teratur. “Dek … Kamu belum makan malam.” Bisik Renjana coba membangunkan istrinya itu. Sera hanya melenguh dan justru semakin meringkuk memeluk selimutnya. “Eughh …” Bibir Sera bergerak pelan, melontarkan kata-kata yang terdengar samar, awalnya seperti gumaman, terdengar tidak jelas. “Dek … Makan dulu, yuk? Nanti sakit.” Renjana masih coba membangunkan dengan lembut. “Aku sudah makan, Mas … Tadi, kan, mie instan sore-sore.” Sera menjawabnya begitu lirih, seolah wanita sadar sepenuhnya, padahal matanya masih terpejam rapat. Jawaban itu membuat Renjana mengernyit, melihat Sera yang tetap memejamkan mata namun bisa membalas ucapannya. Istrinya mengigau? Renjana b