“Kamu udah ngantuk?” Nina bergabung bersama Ryan ke atas kasur. Ryan melepas kacamatanya, menutup buku di tangannya dan meletakkannya di atas nakas. “Belum, kenapa? Mau ngobrol banyak hal, ya?” Nina mengangguk, ia duduk di sisi sang suami. Tapi Nina tak bersandar ke headboard kasur, melainkan duduk bersila, menghadap suaminya. “Aku dulu atau kamu dulu?” tanya Nina. Ryan meraih tangan Nina yang bebas, menciumnya lembut. “Kamu dulu aja.” “Soal mbak Rani dulu, ya?” Ryan mengangguk, kali ini sambil mengusap lembut tangan Nina dalam genggamannya. “Bukannya aku mau memutus rezeki orang, tapi menurutku jasa mbak Rani udah nggak terlalu kita butuhkan. Mungkin dulu kamu butuh banget karena kamu sendirian. Tapi sekarang sudah ada aku, aku mau belajar jadi istri yang baik, ngurus Riry dan kamu