Seminggu kemudian.
“Mas, aku nggak bisa antar jemput Riry les renang, ya? Aku mau ke kantor agensi ini, mau tanda tangan kontrak sama mereka.” Nina berbicara di telepon sambil masuk ke dalam mobil. Kali ini ia tak menyetir sendiri, ada sopirnya yang bertugas.
“Berarti sama mbak Rani, ya?” balas Ryan di ujung telepon.
“Iya. Aku udah bilang kalau sempat, biar pulangnya aku jemput.”
“Nggak usah, Nina. Biar aku aja. Aku cuma rapat sebentar kok di kantor papamu. Mungkin jam 4 juga udah bisa pulang.”
“Oh, mau bahas soal renovasi klinik itu, ya?” Meski awalnya Nina membenci Ryan soal rencana bisnis klinik ini, tapi ia senang saat melihat Ryan bisa terlibat langsung mewujudkan janji Donny pada mendiang Kevin.
“Iya. Meeting sama arsiteknya ini kayaknya nggak lama sih.”
Nina mengangguk. “Kamu
