Beberapa saat sebelumnya. “Jadi untuk proyek klinik ini aku akan menyerahkannya pada kalian berdua, Ryan dan Sherly.” Donny berkata datar, menatap pria dan wanita di hadapannya. Rapat dengan arsitek itu sudah selesai. “Oke, Papa!” sahut Sherly riang. Sementara Ryan menghela nafas. “Boleh saya bicara sebentar dengan Papa setelah ini?” “Kenapa?” Sherly menyambar lebih dulu. “Kamu takut Nina marah kalau kamu mengerjakan proyek denganku?” Ryan tak menjawab, ia kembali berbicara pada Donny. “Setelah ini saya perlu bicara dengan Papa.” “Jadi benar? Kamu takut Nina marah kalau kamu mengerjakan proyek denganku?” Sherly meninggikan suaranya, tak mau kalah. Namun kemudian ia mendengus kasar. “Memang susah sih punya istri yang belum mengerti dunia bisnis, jadi semuanya dipikir pakai perasaan bu