Beberapa hari kemudian, ketika sarapan. “Papa, kenapa sarapan sambil lihat laptop sih?” tegur Riry. Ryan mengalihkan tatapannya sekilas. “Maaf, ya? Papa lagi banyak kerjaan akhir-akhir ini,” ucapnya sedikit sedih. “Emang apa, Mas?” Nina ikut masuk dalam obrolan. “Proposal tesis untuk syarat pendaftaran S2.” “Oh? Kamu udah daftar?” Nina sedikit mengangkat alisnya, ia baru ingat soal itu. “Iya. Kalau lolos tahap pertama, bulan depan sudah tes wawancara. Harus siapin ini juga buat wawancara nanti.” Nina mengangguk paham. Ia menoleh pada putri sambungnya. “Riry, nggak apa-apa ya papa Ryan sementara makannya sambil belajar di laptop? Soalnya papa Ryan mau sekolah lagi, jadi butuh siap-siap biar sekolahnya nanti lancar.” “Papa mau sekolah lagi?” Mata bulat Riry mengerjap-ngerjap. “Iya.