“Mas Ryan jahat! Jahat!” Nina berteriak histeris. Ia menyetir mobilnya sambil menangis. Tangan kirinya memegang kemudi, sementara tangan kanannya meremas rambutnya kesal. Malam telah turun ke langit ibukota. Lampu gedung dan jalanan menyala terang, menyajikan suasana kota yang gemerlap. Nina mengusap wajahnya yang basah, kasar. Ia butuh pelampiasan. Haruskah ia mencoba minum minuman beralkohol? Selama 21 tahun hidupnya, Nina belum pernah menyentuh minuman memabukkan itu. Malam ini ia jadi ingin mencobanya. Mobil SUV berwarna hitam itu terus melaju, melewati barisan gedung dan bangunan lain. Mata Nina yang terus mengalirkan air bening itu tertuju pada sebuah bangunan yang tampak gemerlap di perempatan jalan. Itu sebuah kelab malam. “Pengen ke sana,” lirihnya. “Minum sampe mabok biar lup