“Yan, jawab!” Ivan mengguncang tubuh Ryan, memaksanya bicara. “Gue… gue nggak tahu, Van. Gue….” Kata-katanya kembali menguap entah ke mana. Mungkin luruh bersama air matanya yang kini mengalir. Ivan berdecak pelan. Ia meminta dokter residen obgyn yang sedang memeriksa Nina untuk menyingkir. “Biar saya yang periksa,” ucapnya tegas. Tangan Ivan bergerak lincah memegang probe USG. Memeriksa dan terus memeriksa. Sementara Nina masih dalam keadaan setengah sadar. Sepuluh menit yang menegangkan. Sepuluh menit paling lama di hidup Ryan. “Gimana, Van?” “Dia ada perdarahan, Yan?” Ryan mengangguk. “Gue emang curiga dia ada perdarahan dari alat genital. Tunggu, jangan bilang….” Kerongkongannya tercekat seketika. Ivan mendesah pelan, ia bicara sejenak dengan residen obgyn yang tadi memeriksa