Sehari sebelumnya. Evan bertemu Sherly yang dua hari ini susah sekali diajak bertemu. Mereka makan malam bersama karena Sherly menolak untuk diajak check in hotel. Namun sepanjang makan malam itu, Sherly terus-terusan mengintip ponselnya. “Kamu lagi nunggu telepon dari seseorang?” tanya Evan setelah berkali-kali mendapati Sherly melirik ke arah ponselnya. “Oh? Enggak kok.” Sherly tersenyum sekilas, kemudian kembali makan. Evan mengernyit. Kalimat kakaknya yang mengatakan bahwa Sherly adalah wanita berbahaya kembali terngiang. Ia tak bisa tak curiga dengan gelagat Sherly hari ini. Persis ketika makanan di piring Sherly tandas, ponsel wanita itu berdering panjang. Evan bergerak cepat mengintip layar ponsel itu. “Nomor baru?” batinnya bingung. “Aku angkat telepon ini dulu, ya?” pamit Sh