Beberapa hari berlalu cepat, kondisi Nina berangsur-angsur membaik. “Mama Nina!” Riry memekik riang, turun dari gendongan papanya. Ia langsung berlari ke arah tempat tidur Nina, memeluk ibu sambungnya erat. Nina merengkuh tubuh mungil itu, membawanya ke atas kasur. “Baru pulang sekolah?” tanyanya lembut. Riry mengangguk mantap. Ia menatap wajah Nina lamat-lamat. “Mama masih sakit?” tanyanya khawatir. “Sudah enggak.” Nina menggeleng lemah. Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, tubuhnya memang terasa semakin segar. Ryan juga mulai bekerja kembali, Ayu dan Larissa datang bergantian, sementara bu Yati selalu setia menemani Nina dari pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore. Setelah itu, Ryan menjaga sang istri hingga keesokan harinya. “Kalau gitu bisa bacain buku buat Riry dong?” tanya Riry