“Semua ini gara-gara Papa!” hardik Nina lantang.
“Maafkan Papa, Nak. Papa baru menyadari kesalahan Papa setelah semuanya jadi runyam begini.” Donny tertunduk, kekuatan dan wibawa yang selama ini ia bangga-banggakan itu menguap entah ke mana.
“Papa tahu apa yang Nina alami? Nina diculik, Nina keguguran, Nina hampir mati, Pa!” Nina berseru marah, menatap papanya nyalang.
“Karena itu… maafkan Papa, Nak.” Donny menatap putrinya. “Hanya dengan kamu memaafkan Papa barulah Papa bisa tenang, Nina.”
“Kalau gitu Nina nggak akan pernah memaafkan Papa biar Papa tahu rasanya hidup nggak tenang kayak Nina!”
“Nina!” Larissa berseru.
“Apa? Mama mau membela dia? Laki-laki yang lebih memilih anak haram itu daripada keluarga yang menemaninya dari dulu?!”
Larissa menghela nafas pelan. “Papamu sudah mem
