Verrel tersenyum menggoda, hatinya senang manakala dia berfikir mengenai kemungkinan Vania telah membuka sedikit hati untuknya. "Pacar? Kenapa harus pacaran segala sayang.." Goda Verrel. “ Ohh ya lupa, kamu kan bebas ya deket ama siapa aja.! Gak perlu harus komitmen.!” Ketus Vania memalingkan wajahnya cepat sembari melipat tangan di d**a. “ Hei… ayolah sayang…” Ujar Verrel menggoyangkan tubuhnya menyenggol Vania. “ Ya kan emang bener, kamu tuh barusan bilang kenapa harus pacaran segala..” Jawab Vania dengan wajah masih merengut. “ Hmm, maksud aku, aku tidak butuh pacaran lagi sayang… bukan gak niat komitmen…” Ucap Verrel sembari mencoba menggenggam tangan Vania, tapi siapa sangka Vania mengibaskan tangannya. “ Ngeles aja pinter kamu, trus apa namanya kalau begitu? Dasar playboy!” Ger

