Air matanya mengalir deras membasahi wajahnya. Suara tangisnya meledak memecahkan suasana ruang ICU yang seharusnya hening, dan tenang. Tuhan! Inilah balasan atas kejahatanku selama ini, aku bahkan menyia-nyiakan orang yang amat sangat aku inginkan. Bagaimana mungkin hal ini terjadi. Aku yang terlalu berdosa ini, apakah tak pantas menikmati senyum wanita yang benar-benar aku inginkan! Isakan tangis penyesalan Dendi yang begitu pilu, di tambah sunyinya ruangan ICU menambah semakin menyayat hati. Tentu saja tangis dan reaksi Dendi, yang terkenal sebagai dokter genius di rumah sakit membuat sang perawat yang sedari tadi mendampinginya dan dokter jaga itu heran saling pandang. Mereka berfikir ada apa dengan dokter tampan itu.? Secepat kilat dokter jaga itu berlari mendekat karena mengira

