Part 6

1335 Words

"Kenapa kau?" Ia menoleh sekilas saat aku kembali mengusap air mata. "Gak papa, Om." Masa di gak tahu aku sedih? Atau pura-pura gak tau? Segitunya banget. "Nanti aku akan langsung ke muara." "Iya, Om." Ia memandangku, dan kembali menatap jalanan yang rusak parah membuat tubuhku sesekali terlonjak-lonjak ke atas. Begitu sampai rumah Om Redi langsung mengganti bajunya, setelah itu mengeluarkan motor. Aku memperhatikan sekeliling yang begitu berantakan lalu tatapanku tertuju pada suamiku yang berjalan mendekat. Ia memakai topi dan kaca mata hitam menutupi matanya. "Kau jangan lelah-lelah. Istirahat sajalah," katanya saat aku mengambil sapu. "Aku hanya bersihin rumah. Berantakan banget." Ia mengibaskan tangan. "Tak perlu kau bersihkan, lah. Nanti kita ke muara, lihat rumah di sana." "M

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD