Aku mau putus. Tarqi menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut. Ia merasa bahwa hidupnya terasa baik-baik saja beberapa menit yang lalu. Belum ada tiga menit Tarqi masuk ke kamar setelah nonton liga Inggris di ruang keluarga bersama penghuni Bangtan lain, bagaimana mungkin kini Tarqi merasa dunia yang dipijaknya terbelah dan langit yang menaunginya runtuh hanya dengan tiga kata tersebut. Tarqi menekan tombol pemanggil. Tarqi bahkan tidak bisa mengetikkan sepatah katapun di kolom balasan karena Tarqi terlalu bingung dengan apa yang terjadi. Tarqi hilang arah. "Nomor telepon yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan melakukan panggilan sesaat lagi." Dengan tangan sedikit bergetar dan jantung berdegup keras, Tarqi mengetikkan pesan. Bukan balasan untuk pesan tersebut karena Tarqi sen