Setelah pesta besar malam itu, hari-hari tenang yang dirindukan semua orang akhirnya tiba. Satu bulan terlewati begitu saja dengan suasana hangat dan harmonis di rumah baru Richie dan Kiran. Kini tiba saatnya mereka sampai pada rutinitas masing-masing. "Ingat pesanku; jangan bekerja terlalu keras. Setidaknya jangan terlalu membebani matamu. Kamu baru saja pulih, bukan?" Kiran berbicara sambil berjalan ke sana kemari mempersiapkan sepatu kerja Richie dan sepatunya sendiri. Ada sisir yang menggantung di rambut kusutnya, dan tas di bahunya. Sejak tidak ada pelayan, rumah begitu sepi, dan Kiran begitu sibuk mengurus semuanya. Di rumah Ivana dulu, dia telah terbiasa melakukan kesibukan seperti ini, jadi dia tidak keberatan. "Rotinya sudah matang." Richie memberitahunya. Kiran menoleh ke m