“Iya. Yuk… pulang.” Ajak eyang, seperti tahu bahwa Dante sudah tidak sabar lagi ingin menikmati tubuh seksi Bunga. Bunga berpamitan pada bapak, juga bude dan pakdenya. Berjanji akan mengantarkan mereka ke stasiun saat mereka akan pulang besok. Bunga juga harus berpamitan pada yang lain, dan saat berhadapan dengan Rayyan, hatinya terenyuh melihat Rayyan yang pucat dan menatapnya penuh kesakitan. Dia tahu Rayyan suka padanya. Tapi… dia harus menikahi sang kakak. “Rayyan…” “Bunga…” Sendu, lirih terdengar suara Rayyan yang masih tidak rela Bunga menjadi kakak iparnya. Tangan mereka bertaut cukup lama. Bunga sudah panik ingin melepaskan genggaman tangan itu, tapi Rayyan menggenggamnya terlalu erat. “Eheem… sudah salamannya? Yuk Bunga, kasian eyang lama nunggu.” Dante yang melepaskan genggam